Selasa, 14 Mei 2019

Sinopsis Student Hidjo Karya Mas Marco Kartodikromo


Nama               : Rofif Syuja’ Mu’tasyim
Kelas               : 526
MK                  : Pengantar Sastra Modern

A.    Sinopsis Student Hidjo
Student Hidjo menceritakan tentang seorang siswa pada zaman kolonial yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Belanda setelah lulus dari HBS. Hidjo, nama siswa tersebut, harus menghadapi dualisme yang terjadi di dalam dirinya. Konflik muncul ketika Hidjo mulai berkenalan dengan budaya Belanda, terutama wanita-wanitanya. Keadaan di Hindia dan di Belanda sangat berbeda. Tujuan awalnya yang tadinya hendak menempuh pendidikan tinggi pun menjadi goyah.
Novel yang menggambarkan tentang kehidupan kaum priyayi Jawa dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang mereka peroleh, seperti kemudahan menimba pendidikan. Suasana masa-masa pergerakan terutama Serikat Islam, yang merupakan organisasi masyarakat yang sangat populer.
Kisah dimulai ketika ayah Hidjo, Raden Potronojo, berencana menyekolahkan Hidjo ke Belanda. Raden Potronojo berharap hal itu bisa mengangkat derajat keluarga, yang berasal dari kalangan pedagang. Meskipun sudah menjadi saudagar yang berhasil dan bisa menyamai gaya hidup kaum priyayi murni garis keturunan, tidak lantas kesetaraan status sosial diperoleh, khususya dimata orang-orang yang dekat dengan gouvernement, pemerintah colonial. Berbeda dengan sang ayah, sang ibu Raden Nganten Potronojo khawatir melepas anaknya ke negeri yang dinilai sarat “pergaulan bebas”.
Ketika bersekolah di Belanda, mata hidjo terbuka melihat kenyataan yang tidak sesuai yang dengan ia bayangkan. Di sana ternyata sama saja seperti di Hindia Belanda. Ada orang yang menjadi majikan, ada orang yang jonggos, ada yang jahat dan ada pula melihat kenyataan yang tidak sesuai yang dengan ia bayangkan. Di sana ternyata sama saja seperti di Hindia Belanda. Ada orang yang menjadi majikan, ada orang yang jonggos, ada yang jahat dan ada pula yang baik. Hidjo menikmati sedikit “hiburan” ketika dirinya memerintah orang-orang Belanda di hotel, restoran, atau di rumah yang ia tumpangi. Di mana, hal ini mustahil dilakukan di Hindia Belanda.
Hidjo yang kutu buku terkenal punya sikap yang “dingin” dan dapat julukan “pendito”, akhirnya pun terlibat hubungan seksual di luar nikah dengan Betje putri sang pemilik rumah yang ia tumpangi selama ia studi di Belanda.
Pertentangan batin karena melakukan aib dan mendapat surat panggilan untuk pulang ke Tanah Jawa akhirnya menguatkan Hidjo untuk pulang ke Jawa dan memutus tali cintanya pada Betje.
Persoalan semakin rumit ketika perjodohan dengan Raden Ajeng Biroe yang masih sanak keluarga, meskipun Hidjo sesungguhnya terpikat oleh Raden Ajeng Woengoe, putri Regent Djarak yang sangat cantik. Namun di akhir cerita perjodohan berubah Hidjo dijodohkan dan menikah dengan Woengoe sedangkan Biroe dengan Raden Mas Wardojo kakak laki-laki Woengoe.
B.     Biografi Mas Marco Kartodikromo (1890-1932)

Mas Marco lahir sekitar tahun 1890 di Cepu, sebuah desa di Jawa Tengah, tempat ayahnya menjabar sebagai kepala desa. Karena bukan berasal dari keluarga bangsawan dan juga anak pejabat pemerintah kolonial Belanda, Mas Marco hanya sebentar mengenyam pendidikan formal dan harus mengambil kursus privat untuk belajar bahasa Belanda, namun menurt teman-temannya, tidak pernah fasih menguasainya. Ia juga tidak dapat berbahasa Inggris maupun Jerman, dan merupakan salah satu dari sedikit tokoh nasional yang berasal dari keluarga orang kebanyakan. Mas Marco adalah seorang otodidak dan oleh karena itu para wartawan serta tokoh politik kenalannya memiliki pengaruh amat besar dalam pembentukkan wataknya, mulai dengan Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Tokoh Ini, putra seorang priyayi dan sebaya dengan Mas Marco, mendirikan harian Medan Prijaji di Bandung pada tahun 1907. Namun ia lebih dikenal sebagai pendiri Serekat Dagang Islam cabang Batavia dan Bogor. Tahun 1911, Mas Marco menumpang selama satu tahn di rumah Tirto Adhi Soerjo: tokoh inilah yang mengajarinya profesi wartawan, dan mungkin sekali juga menumpuk kecintaan akan kesusastraan serta memperkenalkan karya-karya Multatuli kepadanya.
Karir Mas Marco selanjutnya adalah karir seorang wartawan yang mengabdi pada suatu haluan politik. Sambil tinggal di Batavia, Semarang, Solo atau Salatiga, yaitu kebanyakan di Jawa Tengah, ia menjadi pembantu atau kepala redaksi di beberapa koran dan majalah. Yang pertama adalah Doenia Bergerak, sebuah mingguan yang didirikan oleh Mas Marco sendiri di Solo tahun 1914 sebagai media resmi dari Inlandsche Journalisten Bond. Badan ini adalah organisasi wartawan Indonesia yang pertama dan tampaknya didirikan atas inisiatif tiga orang tokoh utama: Mas Marco, R. Sosrokoornio, dan Dr. Tjcipto Mangoenkoesomo. Setelah terjadi perselisihan dengan percetakan dari gru Insulinde ( di bandung) mingguan ini bergabung dengan harian Goentoer milik Darnakoesoema dan menjadi mingguan GoentoerBergerak yang terbit di Semarang. Setelah delapan bulan, pecahlah perselisihan baru: Tjipto mangoenkoesoemo mengambil alih kepengurusan Goentoer Bergerak dan mengubahnya menjadi Modjo Pait, secara terbuka Mas Marco menyatakan tidak ikut serta.
Mas Marco Kartodikromo adalah seorang wartawan Jawa yang menulis sekitar sepuluh karya pada dasawarsa kedua abad ke-20. Berasal dari kelarga sederhana, ia memulai karirnya sebagai wartawan pada usia muda, dan sepanjang hidupnya berjuang sebagai anggota Sarekat Islam Merah di Semarang, yaitu fraksi Komunis dari Sarekat Islam, sebuah partai politik yang dalam waktu beberapa tahun saja berhasil menghimpun ratusan ribu kaum muslim di bawah panji nasionalisme. Mas Marco Kartodikromo beberapa kali dipenjarakan dan meninggal dalam pengasingan di Papua.
Karir Mas Marco tidak sampai lima belas tahun lamanya. Ia menulis sejumlah besar artikel dalam bahasa Melayu dan bahasa Jawa yang terbit dalam sekitar sepuluh Koran, sedangkan karya sastranya tidak sampa sepuluh judul, terdiri atas empat novel, satu lakon drama, satu kumpulan puisi dan tiga cerpen yang diterbitkan atas nama aslinya atau kedua nama samara Soemantri dan Synthema.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar