Rabu, 19 Desember 2018

Cerita Teater "Blue Is The Colour Of Love"


Blue Is The Colour Of Love”

Sutradara: Imang Susu
Pemain: Kerensa Dewantoro
Created By: Imang Susu  dan Kerensa Dewantoro
Tempat: MAKARA ART CENTER Universitas Indonesia
            Sebuah monolog yang telah berjalan selama 1,5 tahun itu antara Imang Susu dan Kerensa Dewantoro, dan sudah menampilkan monolog di berbagai daerah di Indonesia, seperti Bandung, Bali, dll. Warna biru diambil karena menurut psikologis menggamarkan sebuah eksspresi
Kisah tentang penikahan di Indonesia, asmara anak zaman sekarang. Dan mencari kebahagiaan dibalik kata “baik- baik saja”.  Ketika menemui wanita di pinggir jalan, dan ditanya keadaannya, mereka menjawab “saya baik- baik saja”. Kemudian melihat asmara anak zaman sekarang, yang sering berkata kepada lawan jenis “ I Love You, I Miss You”. Namun mereka tak memikirkan bagaimana rencana kedepan mereka. Apakah kebahagiaan dapat hanya ketika dua orang saling mencintai mengucapkan kata I Love you, kemudian menikah, melakukan selfi berdua ketika menikah, ketika punya anak selfi, ketika sudah tua selfi. Apakah kehidupan seperti itu?
Kemudian bercerita tentang perselingkuhan seorang suami melalui whatsapp dan inbox facebook, padahal sudah ketauan dengan sang istri, namun tetap tak mengakuinya. Dan diakhiri dengan cerai. Kemudian wanita mencari kebahagiaan lain dengan mengunjungi tempat karaoke malam. Dan bertemu dengan sseorang lelaki yang sudah beristri, padahal hubungan ssuami istri mereka baik- baik saja, kemudian menyuruh ke laki- laki itu untuk pulang dan temui istri.
            Kemudian ketika seorang ibu tahu kalau anak  wanita cerai dengan suaminya,  ibu terus memakinya dan berkata “pelacur” terhadap anaknya dan mengatakan bahwa kenapa wanita sepintar kamu mau menerima lelaki tersebut.
Makna dalam cerita sesuai dengan kehidupan di Indonesia dari mulai acaran, hingga cerai, bahkan lanjut usia. Mengambil beberapa kisah cerita dari berbagai sumber yang telah Imang susu dan Kerensa jalani. Dan ucapan yang disampaikan Imamng Susu “apakah dengan pernikahan kita bia mendapat sebuah kebahagiaan?”. Pada kenyataannya kebahagaiaan adalah bagaimana seseorang tersebut dapat saling menerima antara satu dengan lainnya. Dan menikah bukan hanya mengikuti sebuah tradisi turun menurun dari zaman dulu, melainkan melanjutkan kelangsungan hidup seseorang. 
           
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar